Pages

Selamat Datang di Man dua samarinda, menyediakan sharing-sharing dan info yang baik :) | Temukan Kami Juga di : Facebook :http://www.facebook.com/mandua.samarinda | Twiiter : @Manduasamarinda |

Senin, 05 Maret 2012

Wanita Penghuni Surga


Sabar itu mulia, dan pelakunya akan dimuliakan oleh Allah. Kata sabar dalam Al-Qur’an disebut lebih dari tujuh puluh kali.

            Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Q.S. az-Zumar : 10)
            Ujung dari semua kesabaran itu tak lain adalah hanya untuk mencari ridha Allah semata. Tentang hal ini, Allah berfirman,

            “Orang-orang itulah yang mendapat kesudahan yang baik, yaitu surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang saleh dari bapak-bapaknya, istrinya-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan) ‘Salamun ‘alaikum bima shabartum’ (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). Maka alangkah baiknya tempat keindahan itu.” (Q.S. ar-Ra’d : 22-24)
            Ada sebuah kisah menarik tentang buah kesabaran. Sebuah kisah dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata kepadaku, “Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”
            Aku menjawab, “Ya”
            Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah menyembuhkannya.’
           


Rasulullah berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surge, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah menyembuhkanmu.’
            Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.' Lalu ia melanjutkan perkataanya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap. ‘Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

            Betapa rindunya hati kita kepada surga-Nya yang begitu indah. Yang luasnya seluas langit dan bumi. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi salah satu penghuni surga-Nya. Dan Subhanallah! Ada seorang wanita yang berhasil meraih kedudukan mulia tersebut. Bahkan ia dipersaksikan sebagai salah seorang penghuni surga di kala napasnya masih dihembuskan. Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya pun masih menapak di permukaan bumi.

            Wanita hitam dalam kisah itu, yang mungkin tidak ada harganyadalam pandangan masyarakat. Akan tetapi, ia memiliki kedudukan mulia menurut pandangan Allah dan Rasul-Nya. Inilah bukti bahwa kecantikan fisik bukanlah tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang digunakan dalam koridor syar’i, yaitu yang hanya diperlihatkan kepada suaminya dan orang-orang yang hala baginya.

            Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketakwaanya, keimanannya, keindahan akhlaknya, amalan-amalan sholehnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.
            Bagaimanakah dengan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai kosmetik ini-itu demi mendapatkan kulit yang putih tetapi enggan memutihkan hatinya.??? Mereka begitu khawatir akan segala hal yang bisa merusak kecantikannya, tetapi tidak khawatir bila iman dan hatinya yang bersih ternoda oleh noda-noda hitan kemaksiatan – semoga Allah memberi mereka petunjuk-.
           
Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun fisikmu, janganlah engkau rendah diri. Syukurilah sebagai  nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu.

            Wanita hitam itu menderita penyakit ayan sehingga ia datang kepada Rasulullah saw. dan meminta beliau agar berdoa kepada Allah untuk menyembuhkannya. Seorang muslim boleh berusaha demi kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Asalkan cara yang dilakukannya tidak melanggar syariat. Salah satunya adalah dengan doa. Baik doa yang dipanjatkan sendiri, maupun meminta didoakan orang sholeh yang masih hidup. Dan dalam hal ini, Rasulullah saw. memiliki keistimewaan berupa doa-doanya yang dikabulkan oleh Allah.
            Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). doakanlah untukku agar Allah menyembuhkannya.”

            Tentu saja, penyakit ayan bukanlah penyakit yang ringan. Terlebih penyakit itu diderita oleh wanita. Betapa besar rasa malu yang sering ditanggung para penderita penyakit ayan karena banyak anggota masyarakat yang masih menganggap penyakit ini sebagai penyakit yang menjijikkan.
            Tapi, lihatlah perkatannya. Apakah engkau lihat satu kata saja yang menunjukkan bahwa ia benci terhadap takdir yang menimpanya? Apakah ia mengeluhkan betapa menderitanya ia? Betapa malunya ia karena menderita penyakit ayan? Tidak!!! bukan itu yang ia keluhkan. Justru ia mengeluhkan auratnya yang tersingkap saat penyakitnya kambuh.

            Subhanallah. Ia adalah seorang wanita yang sangat khawatir bila auratnya tersingkap. Ia tahu betul akan kewajiban seorang wanita menutup auratnya dan ia berusaha melaksanakannya meski dalam keadaan sakit. Inilah salah satu ciri wanita shalihah, calon penghuni surga. Yaitu mempunyai sifat malu dan senantiasa berusaha menjaga kehormatannya dengan menutup auratnya.

            Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang di saat sehat pun dengan rela hati mau membuka auratnya? ‘Na udzu billah himin dzalik’
            Dalam hadis di atas terdapat pula dalil atas keutamaan sabar. Dan kesabaran merupakan salah satu sebab seseorang masuk ke dalam surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Jika engkau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah menyembuhkanmu.” Wanita itu menjawab, “Aku pilih bersabar.”

            Wanita itu lebih memilih bersabar walaupun harus menderita penyakit ayan agar bisa menjadi penghuni surga. Salah satu ciri wanita shalihah yang ditunjukkan oleh wanita itu lagi, bersabar menghadapi cobaan dengan kesabaran yang baik.
            Terkadang seorang hamba tidak mampu mencapai kedudukan-kedudukan mulia di sisi Allah dengan seluruh amalan perbuatannya. Maka, Allah akan terus memberikan cobaan kepada hamba tersebut dengan suatu hal yang tidak disukainya. Kemudian Allah memberi kesabaran kepadanya untuk menghadapi cobaan tersebut. Sehingga, dengan kesabarannya dalam menghadapi cobaan, sang hamba mencapai kedudukan mulia yang sebelumnya ia tidak dapat mencapainya dengan amalannya,

            Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “jika datang suatu kedudukan mulia dari Allah untuk sseorang hamba yang mana ia belum mencapainya dengan amalannya, maka Allah akan memberinya musibah pada tubuhnya atau hartanya atau anak-anaknya, lalu Allah akan menyabarkannya hingga mencapai kedudukan mulia yang datang kepadanya.” (HR. Imam Ahmad)
            Maka, saat cobaan menimpa, berusahalah untuk bersabar. Kita berharap, dengan kesabaran kita dalam menghadapi cobaan Allah akan mengampuni dosa-dosa kita dan mengangkat kita ke kedudukan mulia di sisi-Nya.
“TAMAT”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar