Pages

Selamat Datang di Man dua samarinda, menyediakan sharing-sharing dan info yang baik :) | Temukan Kami Juga di : Facebook :http://www.facebook.com/mandua.samarinda | Twiiter : @Manduasamarinda |

Senin, 05 Maret 2012

Dialog Nabi Muhhamad bersama Iblis *part1


Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a., ia berkata : “Kami bersama Rasulullah saw berada di rumah seorang sahabat dari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar : “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengijinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku.” Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat : “Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu.?” Para sahabat menjawab : “Tentu Allah dan Rasul-Nya  lebih mengetahui.” Rasulullah berkata : “Dia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah senantiasa melaknatnya.” Umar bin Khattab r.a. berkata : “Ya Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya.?” Nabi saw berkata pelan : “Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan (hari kiamat)?. Sekarang silahkan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintah Allah Swt. pahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!.”

            Ibnu Abbas berkata : “Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya (masyqutani) memanjang (terbelah keatas, tidak kesamping), kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan/kerbau (tsur). Dia berkata, “Assalamu ‘alaika ya Muhammad, assalamu ‘alaikum ya jamaa’atal-muslimin (salam untuk kalian semua wahai golongan muslimim).” Nabi saw menjawab : “Assalamu lillah ya la’iin (Keselamatan hanya milik Allah Swt, wahai makhluk yang terlaknat). Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis.”

            Iblis berkata : “Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa (diperintah).”
            Nabi saw berkata : “Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat.?”
            Iblis berkata : “Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepadaku, ‘Sesungguhnya Allah Swt menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad saw dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepadamu.’

            Allah Swt, berfirman. “Demi Kemuliaan dan Keagungan-Ku, jika engaku berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu.” Wahai Muhammad, sekarang aku datang sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku.”

            Rasulullah kemudian mulai bertanya : “Jika kamu jujur, beritahukanlah kepadaku, siapakah orang yang paling kamu benci?”
            Iblis menjawab : “Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluk Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”
            Rasulullah saw : “Siapa lagi yang kamu benci?”
            Iblis : “Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah Swt.”
            Rasulullah : “Lalu siapa lagi?”
            Iblis : “Orang Alim dan Wara (menjaga diri dari syubhat) yang saya tahu lagi penyabar.”
            Rasulullah : “Lalu siapa lagi?”
            Iblis : “Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran.”
            Rasulullah : “Lalu siapa lagi?”
            Iblis : “Orang miskin (fakir) yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya.”
            Rasulullah : “Bagaimana kamu tahu bahwa ia penyabar?”
            Iblis : “Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluk sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar.”
            Rasulullah : “Lalu siapa lagi?”
            Iblis : “Orang kaya yang bersyukur”
            Rasulullah : “Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur?”
            Iblis : “Jika aku melihatnya mengambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar